Hai guys! Aku pengen share sedikit nih hehe. Aku punya teman dekat baru, namanya Sandi Permana. Dia temanku waktu kelas 11, cuma kita baru dekat pas kelas 12. Aku juga lupa kenapa tiba-tiba bisa dekat sama dia hehehe
Sejak hubunganku dengan irfan makin mejauh, aku merasa sendirian. Nggak ada lagi teman yang sms setiap waktu, telfon setiap malam, pokoknya hari-hariku jadi berubah seratus delapan puluh derajat. Lalu semua berubah saat ia datang. Ia menggantikan posisi irfan menjadi teman baikku. Kami saling sharing, dan saling memberikan nasihat satu sama lain. Ia sangat baik, perhatian dan pengertian. Aku merasa sangat nyaman berteman dengannya.
Aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak mengulang kesalahan yang kedua kalinya. Dulu aku sudah pernah suka dengan sahabatku sendiri, dan semuanya berakhir tragis. Aku tidak mau hal itu sampai terjadi lagi. Aku harus bisa menjadikan hubungan ini murni sebagai persahabatan.
Tapi sepertinya aku tidak berhasil. Perasaan itu muncul lagi, walaupun tidak sebesar perasaanku terhadap fadlan. Aku berusaha untuk mengenyahkan perasaan itu, dan tidak sepenuhnya bisa. Aku tidak mau menyakiti perasaannya, dan aku takut perasaanku masih labil. For Godness sake, ia terlalu baik buat aku dan aku nggak pantes dapet orang sebaik dia.
Aku pernah mengakui perasaanku padanya meskipun melalui sahabatku, Bella. Dan lagi-lagi aku hanya sebatas mengakui tanpa mengharapkan apa-apa. Setelah tau, sikapnya biasa saja, masih seperti saat ia belum tau yang sebenarnya. Aku sangat takut ini hanya respon sementara, seperti halnya yang terjadi pada fadlan. Namun beberapa hari setelahnya, ia masih tetap biasa saja dan aku sangat bersyukur hal ini tidak merubah cara pandangnya terhadapku.
Aku sangat berterima kasih padanya. Terima kasih karena selalu ada disaat aku sedih ataupun senang. Terimakasih juga untuk segala nasihat dan perhatian yang telah ia berikan. Mungkin kalau tidak ada dia, aku masih terpuruk dalam ingatan kenangan-kenangan itu, dan tak kunjung bangkit. Thankyou so much my bestie ;)
Sejak hubunganku dengan irfan makin mejauh, aku merasa sendirian. Nggak ada lagi teman yang sms setiap waktu, telfon setiap malam, pokoknya hari-hariku jadi berubah seratus delapan puluh derajat. Lalu semua berubah saat ia datang. Ia menggantikan posisi irfan menjadi teman baikku. Kami saling sharing, dan saling memberikan nasihat satu sama lain. Ia sangat baik, perhatian dan pengertian. Aku merasa sangat nyaman berteman dengannya.
Aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak mengulang kesalahan yang kedua kalinya. Dulu aku sudah pernah suka dengan sahabatku sendiri, dan semuanya berakhir tragis. Aku tidak mau hal itu sampai terjadi lagi. Aku harus bisa menjadikan hubungan ini murni sebagai persahabatan.
Tapi sepertinya aku tidak berhasil. Perasaan itu muncul lagi, walaupun tidak sebesar perasaanku terhadap fadlan. Aku berusaha untuk mengenyahkan perasaan itu, dan tidak sepenuhnya bisa. Aku tidak mau menyakiti perasaannya, dan aku takut perasaanku masih labil. For Godness sake, ia terlalu baik buat aku dan aku nggak pantes dapet orang sebaik dia.
Aku pernah mengakui perasaanku padanya meskipun melalui sahabatku, Bella. Dan lagi-lagi aku hanya sebatas mengakui tanpa mengharapkan apa-apa. Setelah tau, sikapnya biasa saja, masih seperti saat ia belum tau yang sebenarnya. Aku sangat takut ini hanya respon sementara, seperti halnya yang terjadi pada fadlan. Namun beberapa hari setelahnya, ia masih tetap biasa saja dan aku sangat bersyukur hal ini tidak merubah cara pandangnya terhadapku.
Aku sangat berterima kasih padanya. Terima kasih karena selalu ada disaat aku sedih ataupun senang. Terimakasih juga untuk segala nasihat dan perhatian yang telah ia berikan. Mungkin kalau tidak ada dia, aku masih terpuruk dalam ingatan kenangan-kenangan itu, dan tak kunjung bangkit. Thankyou so much my bestie ;)